

Ada kalanya semangat kita buat lari kenceng malah bikin lupa tujuan awal nikmatin momen, bukan adu gengsi. Banyak dari kita yang awalnya pengen ikut lari buat sehat dan seru-seruan bareng teman, tapi malah kejebak di ego running. Nah, biar lari kamu tetap fun dan nggak jadi ajang pamer, yuk simak kenapa penting banget buat menghindari ego running dan gimana cara ngendaliinnya.
Apa Itu Ego Running?
Ego running adalah kondisi ketika kita lari karena pengen pamer, paksain catatan waktu, atau ikut lomba tanpa persiapan. Semuanya dilakukan hanya demi gengsi. Tanpa sadar, banyak pelari muda tergoda buat “push terus” karena ngejar PR, demi feed Instagram keren, atau karena ikut tren race–race. Padahal, kalau nggak hati-hati, itu bisa jadi jebakan. Label “medals hunter” aja bisa bikin kamu mengikuti lomba tanpa persiapan matang, bahkan lupa recovery, sleep, sama body signals. Ini yang menjadi inti si ego running, ketika lari bukan buat badan kamu tapi buat euforia.
Kenapa Ego Running Bahaya?
1. Cedera & Overtraining
Tubuh kita itu bukan robot. Training berlebihan tanpa istirahat bisa menyebabkan kram, tendinitis, atau bahkan kecelakaan serius saat lomba. Tentunya hal tersebut sangat berbahaya dan berpotensi sangat merugikan.
2. Mental Burnout
Ketika semua kegiatan ditentukan sama ego atau target orang lain, mental bisa capek parah. Kamu jadi lepas kendali, lari bukan karena cinta proses, tapi justru karena takut ‘gagal’ di mata orang. Nah, ini nih yang bikin lari nggak fun lagi.
3. Prestasi Mandek
Ironisnya, lari cepet terus-terusan malah bikin kamu stagnan. Padahal butuh recovery sama latihan terstruktur supaya performa meningkat. Mengabaikan itu = ego taking over with no benefit.
Baca juga:
Cara Cegah Ego Running
1. Pilih Lomba dengan Bijak
Hilangkan mindset “ikut semua lomba, beli jersey”-nya. Pilih 2–3 race per tahun sesuai target latihan kamu. Polanya harus matang, persiapan minimal 3 bulan untuk half marathon atau full marathon.
2. Latihan Berdasarkan Kondisi
Gunakan metode lari-jalan-lari (run-walk) buat pelari pemula atau yang tengah recovery. Jangan deg-degan kalau harus jalan bagian tertentu. Itu bukan tanda kalah, malah cerdas.
3. Dengerin Tubuh, Bukan Ego
Kalau badan sering kram, napas ngos-ngosan, atau heart rate kebanyakan, itu sinyal tubuh. Turunin pace, istirahat, atau hentikan kalau perlu. Di race, manfaatkan pos hidrasi, karena skip itu sama aja bunuh diri di jalan.
4. Recovery itu Kunci
Jangan malas istirahat, stretching, atau tidur cukup. Recovery membantu otot pulih, tubuh seimbang, dan mental siap.
5. Fokus Diri, Bukan Followers
Lari itu personal journey. Stop compare mileage atau pace kamu sama orang lain, karena itu bikin demotivasi. Yang penting, kamu konsisten dan enjoy.
Nah CK Friends, ego running memang sering kali nyamar jadi semangat tinggi. Tapi kalau nggak dikendalikan, malah jadi bumerang buat tubuh dan mental. Ingat, lari bukan soal siapa paling cepat, paling jauh, atau paling banyak medali. Lari itu tentang menjaga diri, menikmati proses, dan jadi versi terbaik dari diri kamu sendiri.
Dan yang paling penting, nikmati setiap lari kamu dengan penuh rasa syukur. Karena nggak semua orang bisa lari hari ini. Kalau kamu masih bisa, itu udah jadi alasan cukup buat menikmati langkah demi langkah.
Ajak bestiemu, pacar lari, atau bahkan temen kantor buat barengan jadi tim pelari anti-ego. Kita lari bareng, chill bareng, dan tentu aja jajan bareng di Circle K setelah finish. See you on the track, and remember run smart, snack smarter. Sampai ketemu di Circle K Run 2025!